Dalam kebanyakan konsumsi pemerintah dibedakan dua macam pengeluaran konsumsi,
yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga yang dalam literature ekonomi pada
umumnya diberi simbol (C) sebagai singkatan dari Consumption expenditure. Dan pengeluaran konsumsi pemerintah (G) yang berarti government expenditure. Dalam bentuk yang umum, fungsi konsumsi
yang berbentuk garis lurus mempunyai persamaan:
C = a + bY
Dalam makro ekonomi a menunjukkan besarnya konsumsi pada pendapatan nasional
sebesar nol, sedangkan b menunjukkan besarnya MPC.
Hasrat Mengonsumsi (Marginal Propensity to Consume/ MPC)
Marginal Propencity to Consumme adalah angka perbandingan besarnya
konsumsi dengan besarnya perubahan pendapatan nasional yang mengakibatkan
adanya perubahan konsumsi. Jika diubah dalam bentuk persamaan adalah sebagai
berikut.
Keterangan:
DC =
Tambahan konsumsi
DY =
Tambahan pendapatan
* Di dalam fungsi konsumsi C = a + bY, besarnya MPC = b
Besarnya MPC tergantung pada tingkat pendapatan. Jika gajinya 250
juta rupiah (seperti direksi BI), maka bagian pendapatan yang digunakan untuk konsumsi
pasti tidak sampai setengah dari pendapatannya. MPC mempunyai tanda positif, hal itu berarti
bahwa bertambahnya pendapatan akan mengakibatkan bertambahnya konsumsi.
Angka MPC lebih kecil daripada satu, menunjukkan bahwa tambahan
pendapatan diterima seseorang tidak seluruhnya dipergunakan untuk konsumsi,
melainkan sebagian dari tambahan pendapatan yang mereka peroleh mereka sisihkan
sebagai saving (S). Angka MPC
lebih besar daripada
setengah menunjukkan bahwa penggunaan tambahan pendapatan sebagian besar
digunakan untuk menambah besarnya konsumsi, sedangkan sisanya, yaitu yang
jumlahnya lebih kecil, akan merupakan tambahan untuk saving (S).
Besar
kecilnya Konsumsi (C) dipengaruhi oleh:
1) Faktor
internal, yaitu:
a) komposisi
rumah tangga (jumlah dan usia),
b) selera,
c) kebiasaan,
dan
d) besarnya
pendapatan.
2) Faktor
eksternal, yaitu:
a) lingkungan
tempat tinggal,
b) kebijakan
pemerintah,
c) harga
barang,
d) budaya
masyarakat, dan
e) perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sumber :
ü
Eko, Yuli. 2009. Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X.
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional : Jakarta.
ü
Mulyati, sri Nur dan Mahfudz, Agus dan Permana, Leni. 2009.Ekonomi 1 :
Untuk Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta.
Pengertian Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan
““Pada
Kesempatan kali ini ekonomi kelas x
.blogspot.com akan membahas mengenai Pengertian Fungsi Konsumsi dan
Fungsi Tabungan. Materi ini saya ulas guna untuk memudahkan kalian
memahami Fungsi
Konsumsi dan Investasi”
Fungsi konsumsi
adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara sifat konsumsi
rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan
disposable) perekonomian tersebut.
Fungsi tabungan
adalah suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat tabungan
rumah tangga dalam perekonomian dan pendapatan nasional (atau pendapatan disposable) perekonomian tersebut. Jadi, baik
dalam hukum psikologi konsumsi dari Keynes dikemukakan, Setiap pertambahan pendapatan akan
menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan (saving).
Apabila fungsi
konsumsi dan fungsi tabungan ditulis dalam notasi fungsi, bentuk umumnya
seperti berikut.
Dimana:
C =
Konsumsi
S= Saving (tabungan)
Y = Pendapatan
Sedangkan dalam bentuk persamaan linear akan
berbentuk:
Keterangan:
a =
Konsumsi otonomi, yaitu besarnya
konsumsi pada saat pendapatan nol. a dapat dicari dengan rumus a = (APC–MPC) Yn
b = Hasrat mengonsumsi marginal (Marginal Propencit to Consume) atau MPC.
(1–b) = Hasrat
menabung marginal (Marginal Propencit to
Save) atau MPS.
Fungsi konsumsi dan
fungsi tabungan merupakan garis lurus, dan ini disebabkan nilai MPC dan MPS
tetap. Seterusnya kecondongan fungsi konsumsi
adalah kurang dari 45 dan selalu
memotong garis 45 . Sifat ini disebabkan MPC lebih kecil dari satu. Fungsi
konsumsi memotong garis 45 pada nilai pendapatan nasional sebanyak Rp 360
triliun karena pada tingkat pendapatan itu konsumsi rumah tangga = pendapatan
nasional. Fungsi tabungan memotong sumbu datar pada pendapatan nasional
sebanyak Rp 360 triliun karena pada pendapatan ini tabungan rumah tangga = 0
Sumber :
ü
Eko, Yuli. 2009. Ekonomi 1 : Untuk SMA dan MA Kelas X.
Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional : Jakarta.
ü
Mulyati, sri Nur dan Mahfudz, Agus dan Permana, Leni. 2009.Ekonomi 1 :
Untuk Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah Kelas X. Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan
Nasional : Jakarta.
Konsep Konsumsi
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mendengar konsep konsumsi. Konsumsi
merupakan kegiatan manusia dalam penggunaan barang dan jasa untuk
mengurangi atau menghabiskan daya guna atau manfaat suatu barang dan
jasa dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. KEgiatan konsumsi tidak
hanya terpaku pada barang saja, namun juga meluas pada konsumsi jasa
misalnya jasa angkutan kota, jasa fotocopy, dan lain sebagainya.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pendapatan
2. Tingkat pendidikan
3. Tingkat kebutuhan
4. Kebiasaan masyarakat
5. Harga barang
6. Selera masyarakat atau mode
Tujuan Konsumsi
Setiap hari manusia melakukan kegiatan konsumsi, seperti makan dan minum. Apa tujuan manusia melakukan kegiatan konsumsi?
Tujuan konsumsi antara lain sebagai berikut:
1. Pendapatan seseorang tidak semuanya dihabiskan untuk konsumsi
2. Konsumsi akan menciptakan tingkat permintaan masyarakat
3. Konsumsi dapat memenuhi kebutuhan nilai ganda pada seseorang
4. Konsumsi dapat memenuhi kepuasan seseorang
Nilai Guna Barang
Pada hakikatnya manusia memerlukan barang dan jasa karena barang dan jasa itu memberikan kepuasan, manfaat, dan guna (utility)
baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai guna merupakan suatu
kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dengan mengkonsumsi
barang-barang, Apabila nilai kepuasan itu tinggi maka tinggi pulalah
nilai guna barang tersebut.
Nilai guna barang dapat dibedakan menjadi dua, yakni nilai pakai dan nilai tukar.
1. Nilai Pakai (Value in Use)
Nilai
pakai adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh
konsumen. Nilai pakai dapat dibedakan menjadi dua, yaitu nilai pakai
subjektif dan nilai pakai objektif.
· Nilai Pakai Subjektif,
merupakan kemampuan suatu benda untuk dapat dipakai dalam memenuhi
kebutuhan seseorang. Misalnya kacamata resep dokter, lukisan dan intan
utiara.
· Nilai Pakai Objektif,
merupakan kemapuan suatu benda untuk dapat dipakai dalam memenuhi
kebutuhan pada umumnya. Misalnya beras, pakaian, dan perumahan.
2. Nilai Tukar (value in exchange)
Nilai
tukar adalah kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang
lainnya. NIlai tukar dibedakan menjadi dua, yaitu nilai tukar subjektif
dan nilai tukar objektif.
· Nilai Tukar Subjektif,
merupakan kemampuan suatu benda sehubungan dengan penilaian seseorang
bahwa benda tersebut dapat ditukarkan dengan benda lain. Misalnya
nelayan yang mempuntai perahu.
· Nilai Tukar Objektif, merupakan kemampuan suatu benda sehubungan dengan benda tersebut dapat ditukar dengan benda lain. Misalnya emas dan uang.
thanks for information
BalasHapus
BalasHapusHalo,
Perkenalkan, Nama saya Wenny
Saya adalah development dari ForexMart, Kami melihat website anda dan kami ingin mendiskusikan kerjasama kemitraan dengan Anda.
Boleh saya minta kontaknya untuk menjelaskan lebih lanjut atau anda bisa langsung menghubungi saya ke wenny@forexmart.com, terimakasih